Puisi Rodinatul Munawaroh, Berkah atau Resah?
Rodinatul Munawaroh. (dokpri) |
Tetes air jatuh dari awan kelabu.
Menyapa tanah,
Menghentikan debu yang bercengkrama dengan udara.
Semut-semut berlari,
Menepi dibawah tanaman yang justru kegirangan.
Sementara petrikor mulai unjuk rasa,
Bising-pun mulai tercipta oleh manusia.
Kasak kusuk sibuk,
Entah berkah atau resah.
Aliran perlahan tercipta membawa luka
Menghapus lukis indah pijak semula
Menutup alur, memblokir makmur.
Lantas, kembali muncul tanya,
Berkah atau resah?
Alam membawa cerita
Alam membawa berita
Alam membukakan mata
Mata si pemilik akal, hati, dan nyawa.
Sudahkah bisa melihat?
Sudahkah bisa dimengerti?
Bumi bukan hanya untuk dinikmati dan dieksplorasi.
Namun juga dimengerti dan dicintai sepenuh hati.
Malang, 2023.
*Rodinatul Munawaroh, Lahir di Pemalang, 7 Maret 2004. Hobby menulis hanya sekedar untuk mengisi waktu luang sejak masa pandemi ketika masih menjadi Santri sekaligus Siswa di YPI Minhajut Tholabah, Purbalingga-Jawa Tengah. Namun ternyata, ketagihan sampai sekarang. Selain itu juga perempuan pecinta alam dan sekarang tengah menjadi mahasiswa Biologi di salah satu Universitas di Kota Malang.