Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tuhan, Beri Aku Jalan Bunuh Diri Paling Indah


Oleh: Nay Juireng Dyah Jatiningrat*

Tuhan,
Ibu menceritakan padaku
Bahwa sepertiga malammu lebih indah dari cerita Cinderella
Dan rahwana-sinta
Ibu memintaku
melewati malam-malammu
dengan persoalan hidup sebagai perbincangan yang paling utama.

Aku memulainya malamini
Dari alfatihah ke yaasiin, dari jalan panjang sampai ke jembatan para layang
Belum sempat aku bisikkan, bahwa yang paling bejat adalah waktu yang membunuhku
Aku masih hidup
Bernafas samar pada isak jejak sajakku
Bisa aku meminta? Ya, jawab-Mu
Bila hidupku menghidupi kehidupan
Panjangkan hidupku

Bila hidupku sesatkan kehidupan
Beri aku jalan bunuh diri paling indah
Sebab aku yakin, engkaulah Tuhanku
Yang tak punya tega atasku

*Lahir di KaduaraTimur Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, 8 Juni 1996, sekarang melanjutkan study di Unitri Malang, Fakultas Pertanian, Prodi Agroteknologi. Pernah berproses di Teater Alif Rombasan, Teater Wayang KaduaraTimur,  dan Teater Sepi Pragaan, Sekarang mengabdi pada Komunitas Teater Kopi Malang, Rumah Bakat AFA Production, dan PMII Komisariat Country Unitri Malang. Puisinya pernah diabadikan di “Antologi Alif” (2012), “Sastra Kalimalang” (2015), “perempuan laut” (2015), antologi bersama Komunitas Kampoeng Jerami “Akar Rumput” (2016), puisinya berjudul “Suamiku Aku Hanya Sebatas Sarjana Pertanian”,  pernah mendapat penghargaan.