Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Malu Gondrong


Entah kapan aku mulai meng-gondrong-kan rambut, seingat memoriku sejak saya (siswa) yang bergelar MAHA-lah sirambut ini sudah menjalin hubungan LDR dengan sigunting.
Tapi saya tidak akan membahas sejarah rambut gondrongku, karna itu sejarah yang akan kuceritakan pada anak-anakku nanti.
Jika kalian para kaum hawa ingin tau sejarah dibalik rambut gondrong maka hiduplah bersamaku dan menjadi ibu dari anak-anak sang pewaris sejarah rambut gondrong.

Akhir-akhir ini rambutku tumbuh lebat bersama rasa malu.
Bukan malu karna tampil beda, bukan. Apalagi malu karna saya laki-laki tapi gondrong, bukan.
Pointnya bukan hardwere, tapi lebih kesoftwere (hati; religi; pikiran; kasih sayang; ketulusan; jiwa; cinta).
Singkat kata saya malu bukan karna fisik.
Jujur saja saya malu.
Tapi rasa malu saya lebih besar dari rasa kagumku kepada beliau yang meng-gondrong luar-dalam, luar-biasa.

Malu sama John Lennon, Alx Rose dll yang menggondrong bersama legendnya.
Malu sama Emha Ainun Najib (Cak Nun), yang rambutnya dihiasi dengan ilmu-ilmu religi.
Malu sama Candra Malik, ilmu sufinya tumbuh subur bersama rambut gondrongnya.
Malu sama Sudjiwo Tedjo yang rambunya diikat dengan budaya nuswantara.
Malu sama ibuku dengan kasih sayangnya yang menggondrong.
Dan malu pada semua yang sifat luar-dalamnya menggondrong.
Dan rambutku hanya tumbuh bersama kebodohan dan ketidaktauan.

Dari kebodohanlah tumbuh rasa syukur.
Bersyukur hanya kebodohan yang tumbuh bersama rambut gondrongku, alangkah celakanya jiwa ragaku jika kebencian mengutu di rambutku.

Bersykur prasangka busuk tidak menjadi teman tumbuh rambut gondrongku.
Yang sekarang namanya kebencian, caci maki, prasangka, dan semua yang masih keluarga besar keburukan dijadikan benih yang ditebar di media-media.
Semoga rambut saya dan kita, terhindar dari kutu kutu kebusukan.(*)

*Kisanak Yockie, Pria seniman kelahiran Tuban, Jawa Timur. Saat ini sedang menempuh studi di Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang.