Ketum PBNU: Bela Islam dengan Cara yang Mulia
Jakarta, Rumah Baca Orid
Islam adalah agama yang benar, mulia, baik, dan sempurna. Makanya, cara membela agama Islam, harus dengan cara serupa.
Demikian pesan Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj dalam tausyiahnya di acara ‘Istighasah untuk Jakarta Damai’ di halaman Kantor PBNU, Jalan Kramat, Jakarta Pusat, Jumat malam 7 April 2017. Seperti dilansir dari Metrotvnews.com
Menurut Said, sebagai umat Islam, kaum muslim memang wajib memperjuangkan, mempertahankan, maupun membela agama Islam.
“Karena agama Islam agama yang benar, agama yang mulia, agama yang baik, agama yang sempurna. Maka, cara membelanya, cara mendakwahkannya, mengembangkannya, harus dengan cara yang baik, cara yang benar, dan mulia,” ungkap Said.
Misalnya, kata Said, calo bus di terminal. Kalau dia mengajak dengan santun dan ramah, barang tentu si penumpang bakal tertarik. Apalagi, jika bus yang ditawarkan dengan kondisi bagus. Beda cerita, jika si calo mengajak calon penumpang dengan kasar atau memaksa.
“Kalau cara mengajaknya itu jelek, congkak, kasar, sombong, orang malah benci, muak, enek, muntah,” ucap Said.
Said Aqil pun mengimbau umat untuk terus memperjuangkan agama Islam. Tapi, ajakan-ajakan gerakan perjuangan itu, harus dengan cara-cara yang mulia. “Cara ngajaknya suci, bersih.”
Said mengajak untuk meneladani sikap Rasulullah saat memimpin Kota Yatrib. Kala itu, Said bilang, Rasul bisa memposisikan diri sebagai pemimpin untuk semua golongan, tanpa pandang bulu. Rasul, kata Said, menempatkan penduduknya setara di mata hukum, pelayanan, juga memberikan hak dan kewajiban yang sama.
“Malah Rasul selalu pesan setiap Khotbah Jumat, tidak boleh ada permusuhan, tidak boleh ada kebencian, kecuali pada yang melanggar hukum,” ungkap Said. (Va)