Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Surat Cinta Untuk Pak Kom


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Salam Ta’zdim saya tujukan kepada Pengurus Komisariat PMII Country UNITRI Malang, wabil khusus Pak Kom selaku pimpinan tertinggi di instansi komisariat. Serta tidak mengurangi rasa hormat saya kepada seluruh para punggawa-punggawa PMII Country UNITRI.

Apa kabar pak kom?, semoga sampeyan sehat selalu. Karena kesehatan pak kom sangatlah penting. Saya khawatir kalau pak kom kurang sehat nantinya akan berdampak pada anak buahnya. Kan repot pak.

Berbicara tentang kepemimpinan dari tahun ke tahun jelas berbeda, kenapa demikian? karena setiap Pemimpin mempunyai gaya kepemimpinannya masing-masing. Mungkin tidak asing lagi ketika kita mendengar kalimat “Pemimpin Kharismatik” ataupun “Pemimpin Tradisional” itu merupakan salah satu komponen gaya kepemimpinan dari sekian banyak komponen-komponen gaya kepemimpinan.

Lantas kami sebagai anak cucu asuh kalian sulit untuk memberikan argument tentang gaya kemimpinan komisariat masa sekarang. Entah madzab apa yang telah kalian anut. Saya tidak tau.

Wahai kalian yang ku anggap sebagai orang tuaku di tanah rantau. Ingin kukirimkan secarik kertas yang berisikan puisi tentang “kenyamanan” kalian. Kapan kalian akan bangun dari tidur pulasmu? Dan menuntun, membawa, dan memberikan semacam bimbingan atau asupan gizi kepada anak cucunya ini. Karena Selain pelukan dari kedua orang tuanya untuk sebuah kehangatan, seorang anak cucu masih butuh pelindung dan kasih sayang dari orang tua.

Jika kemudian ada yang bilang, “Cukup aku yang gagal dalam peperangan ini, kalian harus berhasil”. Tak pikir terlalu sosweat kata tersebut jika diposisikan sampeyan sebagai orang tua. Karena sejatinya jiwa seorang tua; membimbing tanpa banyak bicara; mengasuh tanpa mengeluh; mengajari tanpa menghajar.

Tak rasa kegagalan itu akan terus mengalir, dan mendarah daging kepada anak cucunya. Jika kemudian eksisitensi jabatan di anggap sebagai kekuasaan dan formalitas sahaja.

Semoga surat cinta yang ngalor ngidul ini tersampaikan dan semoga tidak bisa dipahami. Dan maafkan saya jika surat ini membangunkan tidur siangmu dan mengusik mimpi-mimpi indahmu.

Semoga sampeyan meluangkan sedikit waktu di sela-sela kesibukan seorang pemimpin untuk membaca surat ini.
Sekian!!!

Wassalamualaikum sayang. Yang terlupakan; Hafiz Riyanto.