Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sajak-sajak Anom Fermino


Pertiwi yang Terluka

Di atas tanah yang serupa darah
Engkaupun mengobral sumpah serapah
Lalu,kau anggap kami sampah-sampah
Yamg berterbangan tanpa arah
Kau taklukan pertiwi dengan janji
Janji-janjimu yang basi
Kamipun makin tak mengerti
Akan sikapmu yang menjadi-jadi

Pertiwi kau ludahi
Agama kau bohongi
Hukumpun kau ganti
dengan lembaran kertas yang kau puji.

Malang, 18 September 2017

Sepatah Kata

Satu kata
Dua kata
Mungkin sudah tiga kata
Yang kubait menjadi kalimat cinta
Nan ku awali dengan bismillah
Mengarungi izin yang Maha Esa
Mendapatkan bidadari surge.

Malang, 18 September 2017

Karenamu

Kala itu
Aku membuat waktu cemburu
Senyummu yang semanis madu
Hilangkan sembilu di haiku
Namun senja telah berlalu
Membawa kisah yang telah layu
Kini, waktupun terus menertawakanku
Akan rindu yang menghantui setiap malamku.

Malang, 18 September 2017

Air Mata Rindu

Acap kali kau tusuk aku dengan benalu
Benalu yang berselubung rindu
Rindu yang menghantui setiap malamku

Adakah kau tahu?
Rintik hujan yang membasahi
Sepercik air yang mengalir
Semilir angin yang saling sua

Tak sanggup mengobati rinduku padamu
Rindu yang bersemayam diujung kalbu
Tapi, saat gemerincing hujan
Mengantarkan surat rindu pada reranting itu
Kau anggap itu hanya sebatas kutu rindu
Yang terasing dalam  pelabuhan otakmu
Kau makin membuatku mati kutu
Dan dihantui rasa rindu.

Malang, 18 September 2017

Hanya

Semua hanya pandai berspekulasi
Tapi tak punya cara tuk membuktikan diri
Semua hanya pandai berjanji
Tapi tak pernah bisa menepati
Semua hanya pandai berbicara
Tapi malas bekerja
Semua hanya pandai berseru
Tapi tak ada yang bisa ditiru
Semua hanya pandai mencela
Tapi tak merasa dirinya lebih hina
Semua mengaku paling benar
Tapi nyatanya hanya pembuat onar
Semua hanya pandai berbangga
Tapi tak tau apa-apa
Merasa paling sempurna
Padahal dunia risih dengan keberadaannya.

Malang, 18 September 2017

Kenyataan

Dunia hanya simulasi
Menuju kehidupan yang abadi
Sungguh banyak kenikmatan
Namun berujung kesesatan
Jangan langsung terpana
Agar tak mudah terlena
Harus penuh pertimbangan
Agar tak lagi salah pegangan
Selalu punya perhitungan
Agar tak terjadi keributan
Jangan gampang meniru
Karena bisa tertipu
Harus teguh pendirian
Agar tak diabaikan
Dunia hanya persinggahan
Tapi disini nasib ditentukan
Manusia melupakan
Akan adanya hari pembalasan.

Malang, 18 September 2017

*Anom Fermino, Mahasiswa Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang Jurusan Teknologi Industri Pertanian (TIP) angkatan 2017.