Mahasiswa Sebut Penerapan Kartu Tani Terkesan Dipaksakan
Sumenep, Rumah Baca Orid
Penerapa kartu tani di Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, terkesan dipaksakan. Hal itu disampaikan sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Lingkar Intelektual Mahasiswa (Lima) Sumenep saat melakukan audiensi dengan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan, Rabu, 11 Oktober 2017.
Ketua Lima Sumenep, Sofyan Husen mengatakan, penerapatan kartu tani sebenarnya baik. Supaya penyaluran pupuk bersubsidi bisa tepat sasaran. Hanya saja, dia menilai penerapannya terkesan dipaksakan. Indikasinya, masih banyak petani belum paham terhadap penerapan kartu tani.
Berdasarkan temuannya di lapangan, banyak petani yang justru tambah kelimpungan mendapat pupuk bersubsidi setelah diterapkannya kartu tani. Bukan karena pupuk bersubsidi yang langka. Tapi belum semua petani memiliki kartu tani.
“Anehnya, ada yang bukan petani mendapat kartu tani. Sementara yang petani asli tidak dapat. Ini ada apa? Seharusnya, kan, datanya valid. Di Pragaan ada,” tuturnya.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan Sumenep, Bambang Heriyanto mengatakan, yang bisa memiliki kartu tani hanya yang sudah tergabung dalam kelompok tani. Kartu tersebut merupakan syarat mutlak untuk mendapat pupuk bersubsidi.
Jika ada petani yang belum mendapatkan kartu, menurut dia masih ada kesempatan untuk bergabung kelompok tani sebagai syarat mendapatkannya. Paling lambat sampai 30 November.
“Kalau ingin mendapatkan kartu tani untuk mendapat pupuk bersubsidi, segera bergabung dengan kelompok tani. Kalau sudah tidak bisa, segera bentuk kelompok tani. Hanya butuh waktu tiga hari. Setelah itu akan kami legalitaskan dengan sertifikat,” ujar Bambang, menjelaskan. (koranmadura.com)