Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jelang Pilgub Jatim


MENDEKATI
pesta demokrasi lima tahunan untuk memilih gubernur dan wakil gubernur Jawa Timur periode 2018-2023 sudah memasuki masa kampanye. Pada sepanjang jalan-jalan raya di wilayah Jawa Timur kini banyak dihiasi dengan berbagai spanduk, baliho, dan alat peraga kampanye lainnya. Hal itu dilakukan dengan berbagai tampilan menarik yang intinya untuk menarik calon pemilih pada masa pencoblosan nanti tiba.

Sosialisasi yang dilakukan secara massif tersebut ditujukan untuk mengenalkan calon yang akan bertarung pada kontestasi pesta demokrasi yang akan dihelat pada beberapa bulan mendatang. Tentu, supaya masyarakat bisa lebih dekat dengan para calon yang akan menjadi penentu akhir.

Janji politik sudah mulai disosialisasikan kepada masyarakat. Kita berharap, janji itu tidak hanya menjadi obralan politik tanpa arti yang pada masa perjalanannya nanti hilang entah kemana bagai ditelan bumi. Sebagai masyarakat yang cerdas, tentu menjadi selektif melihat visi dan misi serta track record politik sang calon sangat menjadi anjuran dalam menentukan pasangan calon yang akan dipilih kelak.

Selain itu, mengingat dan mencatat janji-janji politik sang calon merupakan langkah yang harus dilakukan oleh segenap masyarakat jawa timur secara pasti. Barangkali sang calon gubernur dan wakil gubernur kelak setelah terpilih mengalami lupa ingatan terhadap janji-janji politiknya. Karena terkadang penguasa memang perlu diingatkan. Sebagai manusia biasa, mereka juga sangat dimungkinkan untuk lupa dan khilaf Dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin rakyat.

Ada catatan yang perlu selalu diingat oleh para calon gubernur dan wakil gubernur yang bakal bertarung pada kontestasi politik lima tahunan kelak setelah terpilih. Porsi sosialisasi program dan target realisasi program yang menjadi hak dasar informasi publik agar dapat diketahui oleh masyarakat luas dapat dilakukan layaknya melakukan kampanye.

Mengingat, ketika masih berada pada masa kampanye, baliho, sepanduk dan alat peraga kampanye lainnya bertebaran di mana-mana. Hal itu menjadi langkah konret seandainya pasangan calon gubernur dan wakil gubernur terpilih kelak menjadikannya sebagai langkah sosialisasi program dan target pemerintah yang dipimpinnya kelak agar informasi menjadi merata di tengah-tengah masyarakat.

Tidak hanya ketika masa kampanye yang melakukan sosialisasi visi dan misi sebagai janji-janji politik. Tapi, ketika terpilihpun akan melakukan hal yang sama dengan secara aktif melakukan sosialisasi program-program pemerintah demi mencapai kesejahteraan.

Selama ini, hanya pada masa kampanye saja para calon kepala daerah yang melakukan sosialisasi secara besar-besaran. Ketika terpilih menjadi kepala daerah, masyarakat malah dibuat bingung dengan sedikitnya akses informasi publik yang diketahui secara luas oleh masyarakat sebagai acuan keberhasilan kepala daerah dalam memimpin roda pemerintahan.

Artinya, momen kampanye dan setelahnya, akan menjadi hal yang tidak jauh berbeda. Hanya saja, ketika kampanye masing-masing pasangan calon menjabarkan visi dan misinya, setelah itu, pasangan calon yang terpilih tetap melakukan sosialisasi program dan pencapaiannya selama memimpin pemerintahan.

Hal itu dimaksudkan untuk memberikan penjelasan konkret kepala daerah sebagai langkah pertanggungjawaban dirinya dalam memimpin dan menjalankan setiap amanat masyarakat jawa timur kelak. Yang terjadi selama ini tidak demikian, para pasangan calon hanya berlomba-lomba menjabarkan setiap janji-janji politiknya tanpa memberikan informasi jelas tentang apa yang mereka lakukan dan apa yang telah mereka capai dalam membangun daerah.

Paling tidak, dengan secara aktif melakukan sosialisasi berbagai program yang dilakukan dan akan dikerjakan, serta memberikan berbagai penjelasan terkait pencapaian sebuah program dan indikator keberhasilan, akan memberikan informasi yang mendekati fakta dan tidak simpang siur yang akan menjadi kabar bohong (Hoaks) dikemudian hari.­

Silahkan tentukan pilihan anda sesuai dengan apa yang anda nilai. Jangan menggadaikan pilihan anda dengan recehan uang yang itu sa­ngat mungkin mencelakakan anda dikemudian hari. Salam jatim makmur! (*)

*Ahmad Fairozi, Pendiri Rumah Baca Indonesia (Rumah Baca ID).