Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Di Pinggiran Adha


SEMILIR
Vega merah berlalu
Mengikuti senja yang berlabu.

Pilu, bergemuruh
Mengikuti arus angin malam yang candu.

‘Allahu akbar’ Suara itu mengingatkanku
Namun, nyatanya itu hanya desingan hamba allah yang berkhalwat dimagrib yang hampir membiru.

Allahu akbar, allahu akbar, allahu akbar
Suara apakah itu?
Adakah suara adzan dengan takbir seperti itu.

Aku masih dirundung kebingungan
Anganku meramalkan
Apakah itu bunyi manusia yang sadar?
Atau hanya takbir yang mereka buat dicorong masjid disekitar dahan.

Suara itu kini kian berdengung
Semakin jelas dan nampak
Seolah jiwa ini bangkit kembali
Riuh piluh membagi suka
Meninggalkan jiwa kian nestapa
Merombak rindu yang telah terpatri rapi
Pada sang Ilahi Rabbi.

Lihatlah mereka juga berbondong-bondong dengan hati ikhlas beranjak ayunkan senandung adha
Tiada peduli kesibukan lagi
Atas dasar cinta dan ketaqwaan
Pada Ilahi robbi.

Malam ini, gema takbir
Menggetarkan jiwa
Sembuhkan hati kering kerontang
Rindu suara insan tentang pujian pada sang kholik.

Gema saling bersautan
Menambah kekuatan
Juga kerinduan
Pada sang pencipta.

Insan yang lemah
Hati yang penuh dosa
Serta jiwa yang hina
Kini bersemi karena lantunan takbir mu.

Tabuh berkumandang
Menyerukan suara panggilan di seantero jagat raya
Membangkitkan jiwa-jiwa lalai akan keesaan Tuhan
Esok kita kan kembali pada Adha yang dinanti.

Gema takbir,
Perlahan bias suaranya membuat setiap orang termenung
Tiada langkah, seolah sukma kembali berantah
Derap semakin menggerutu dalam
sunyi jiwa berpendar
Kembali pada sadarnya diri.

Lapar yang tertahan
Bersiap menyambut kemenangan
Seruan itu sangat kurindukan
Gema seantero penjuru arah bersahutan.

Dzikirpun mengalun
Menenangkan kalbu seiring langkah yang terpatri
Semua demi mahabbah pada Robbi
Ya Tuhan kami, ini saat yang harus kutrpati
Sebagai hamba yang berusaha patuh pada perintahmu.

Ya Robbi,
Terimalah ibadah kali ini
Terimalah salamku yang merindu baginda Nabi
Semoga ucapan salam kan senantiasa menjadi pelindung diri.

Dan semoga semua ibadah kami dalam adha mu kian membawa kami lebih  mendekatkan jarak padamu
Seiring terpanjatnya doa ridhomu selalu iringi setiap langkah yang telah tertata rapi
Bersama Adha bersama pula limpahan berkah serta cintamu dalam masing-masing relung kami.

Berbondong-bondong tua muda
Menuju kediaman sang Kholik
Dengan pakaian terbaik
Jua wewangian di sekujur tubuh. (*)

Sampang, Agustus 2018

*Faruq Bytheway, Mahasiswa di Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang. Sedang mengabdi di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII).