Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sajak-Sajak Juhari Uha


Sahabatku bertanya

Seorang sahabat bertanya pada otak sang penggiat kerja
Kenapa kau sudahi berdiskusi diwaktumu ?
Kenapa kau tak lagi mencatat harianmu ?
“Aku berikan senyuman tipis”

Bukankan waktu sudah mengadili para sang penggiat kerja
Bukankah harian telah merubah pada cerita
Bahwa sosok telah tiada
Tidak usah kusebutkan objek,
Bertanya, hingga bertanya pada air mata.

Seperti catatan hari terakhir dimana langkah gemetar
Dan bibir bergumam tidak berarti, kaki melangkahi arah seperti kesurupan
Saat itu bukan aku sudahi berdiskusi
Saat itu catatanku hanya selalu satu tema.

Tidak sepertimu, yang berkorona dalam sisi hitam
Masih seperti itu, dengan luapan kuasa
Menjadikan suaramu menerkam otak, untuk kembali mencatat
Sudah tidak ada suara disumpahkan
Hingga menunggu dari sumpah dari sang pesumpah.

Bukan aku kafir mengadili ini
Tapi ini kafir bila tidak diadili
Aku datangi ruangan kosong yang sebelumnya tidak ada tema pada tulisan
Bahwa takdir untuk kita masing-masing bukan berantai.

Malang, 2017

Kaku Merampas Senyummu

Masih seperti bandara melepas
Seakan terampas, menunggu hingga seperti tugu
Kaku melihat gambar selfi dugu
Itu yang ku teruskan dalam status twitterku
I tried immediately turn my writes from you

Namun, segeralah fajar berkicau di ujung lautan menepis bibir kelopak mata
Satu tambah satu sama dengan dua
Namun dua yang ku tunggu malah bukan pasti bertambahnya
Hingga dua dikurangi satu menjadi satu bahkan satu terkurang nol bahkan kosong.

Kekosongan bukan bertambah malah terampas senyummu
Yang berkicau tiap keahlian lincah
Ku duga rasa pecah berkepingan sampai di ujung lagu
Terkira bahkan menyatu menjadi satu
Akhirnya terhenyah ragu dan kaku.

Malang, 2017

Diadu Takdir Bukan Seharusnya

Dimana kaki sebelahku saat itu,
Dimana otak sebelahku saat itu,
saat ini atau saat itu,
Saat gerimis bahkan gemuruh hujan membanjiri tabir mu.

*Juhari Uha, Mahasiswa Teknik Kimia, Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang, sekarang sedang berjuang menyelesaikan studinya.