Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Terapi Energi Alquran


Selain sebagai petunjuk (hudallilmuttaqin), Alquran menjadi obat bagi penyakit rohani maupun jasmani sebagaimana dijelaskan dalam alqur’an itu sendiri yang terdapat pada surat Yunus ayat ke 57-58:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ () قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُون

Artinya:
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. (10: 57). Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (10: 58)

Ulama sedikit berbeda dalam mengejawantahkan ayat ini, perbedaan tersebut mengenai “Syifa” (obat). Dalam tafsir Jalalain disebutkan bahwa Syifa’ dalam ayat tersebut berarti penyembuh) penawar (bagi penyakit-penyakit yang ada di dalam dada) yakni penyakit akidah yang rusak dan keragu-raguan.

Begitu juga dalam Tafsir al-Misbah yang ditulis oleh Prof. Quraish Shihab, disebutkan bahwa Alquran mengandung terapi (Syifa’) penyakit hati, semisal kemusyrikan dan kemunafikan karena dengan membaca dan merenungi Alquran akan menjadikan fikiran dan hati semakin jernih dan akan menambah wawasan pengetahuan, karena didalam Alquran terdapat kisah-kisah orang sebelum kalian agar dapat dijadikan bahan renungan dan juga terdapat anjuran untuk melakukan pengamatan terhadap rahasia- rahasia alam raya, sehingga kalian dapat menyadari keagungan ciptaan-Nya.

Sedangkan menurut Abu Abdillah Al Qurthubi dalam tafsirnya menyebutkan adanya dua pendapat ulama tentang penyakit yang bisa disembuhkan oleh Alquran. Pendapat pertama, bahwa Alquran itu menyembuhkan hati (القلوب) dari penyakit kebodohan dan keraguan. Pendapat kedua, menyembuhkan penyakit-penyakit jasmani.

Menanggapi perbedaan tersebut, sebagian ulama’ mengambil jalan tengah dengan mengambil keduanya sehingga Alquran menjadi obat bagi penyakit rohani dan jasmani sebagaimana diaplikasikan oleh K. Agus Ma’arif Jombang Jawa Timur.

K. Agus Ma’arif mempunyai keahlian pengobatan dengan menggunakan ayat-ayat Alquran, beliau menyebut pengobatannya dengan istilah “Terapi Energi Alquran”. Para santri yang belajar di Padepokan Tahfidzul Qur’an Ibnu Rusydi selain menghafal Alquran mereka juga di ajari untuk menjadikan Alquran bermanfaat bagi orang lain. Menurut beliau Alquran bisa menjadi manfaat kepada orang lain apabila seseorang yang memegang Alquran bisa menggunakannya, salah satunya dengan menguasai Terapi Energi Alquran.

Padepokan Tahfidzul Qur’an Ibnu Rusydi Jombang Jawa Timur yang berjarak sekitar 100 m dari Pesantren Tebuireng merupakan Salah satu pesantren yang berdiri sebab kecintaan K. Agus Ma’arif pada Alquran dan pada orang yang ahli Alquran sehingga tidak ada biaya sepeserpun untuk belajar di Padepokan beliau hanya saja siap menghafal Alquran.

Saat ini sudah banyak para santri yang hafal Alquran 30 juz dan sebagian sudah mampun menggunakan terapy energy Alquran, terbukti banyak yang sudah berhasil baik di dalam negeri hingga luar negeri.

Sudah banyak pasien yang berobat kepada K. Agus Ma’arif, salah satunya Dokter Alvin (seorang Dokter spesialis jantung) yang menderita kanker otak mengaku setelah diterapi dengan energy Alquran oleh K. Agus Ma’arif mengalami banyak kemajuan yakni hasil lab menyatakan kanker otak yang dideritanya mulai mengecil dan kembali normal.

“Selang beberapa hari setelah saya terapi di padepokan hasil Lab menyatakan kanker otak yang saya derita mulai mengecil, kurang lebih satu bulan saya periksa kembali dan ternyata penyakit itu hilang. Subhanallah, sekarang saya sudah kembali sehat, senang rasanya bisa berjumpa kembali dengan yai Agus,” terangnya.

Selain itu, banyak pula orang yang berobat karena penyakit gangguan jiwa, stres, prustasi, hingga kecanduan obat-obat terlarang. Banyaknya pasien yang berdatangan membuat nama Padepokan Tahfidhul Qur’an semakin familiar, tak hanya pasien sekitar, banyak juga pasien berdatangan dari luar kota, bahkan ada pula dari laur negeri, karena pasien yang berobat merasakan perubahan positif tentang penyakit yang dirasakannya itu. (*)

*Firman Filani, Lahir di Situbondo 23 Februari 1993. Mulai menghafal Alquran di Padepokan Tahfidzul Qur’an (PTQ) Ibnu Rusydi Tahun 2012 sambil melanjutkan kuliah S1 di STIT UW Jombang dan lulus tahun 2016. Pada tahun 2017 mendapatkan Beasiswa Pasca Tahfidz di Pusat Study al-Qur’an (PSQ) Jakarta yang di asuh oleh Prof. Quraish Shihab. Saat ini mengabdi di PTQ Ibnu Rusydi dan melanjutkan Study di Pasca Sarjana Unhasy Tebuireng Jombang.