Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Titik Nol


Oleh:
Nanang Hariono

Tak adil rasanya ketika rintihan hujan membasahi sebagian kota.
Matahari menyinari sebagian dunia.
Sementara angin selalu ada meski tak sekencang di tengah lautan.
Gelombang pemikiran menerkam hati yang damai seakan merobek keyakinan.
Raga bergerak kesana-kemari mencari ridho dengan berjuta-juta kemungkinan.

Baca Juga: Sajak Tak Berbobot

Akan tetapi puisi, puisi selalu mengikuti hati yang tenggelam dalam isi.
Sedangkan rinduku untuk nabi, terpatri dalam dasar hati yang rentan akan godaan.
Dan berkata, kapan engkau akan datang sementara umatmu hanya memikirkan tentang kepentingan.

*Alumni Universitas Muhammadiyah Malang, Penulis Cerpen, Puisi Syair dan sebagainya.