Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cuap Langit Siang Malam


Tonggak kukuh kerap kaku di kuku langit
Mengusap lebam lebih lembut lebah rembulan
Terjebak kekar kasar keram pada simbahan ratu malam
Tertutup topang topeng tepung kepungan hitam menggumpal
Tapi siang songsong singgahan lentera masa penghabisan

Bintang berjingkrak di atas jangkrik angkasa
Junjung penghujung malam lepas terang siang
Insan tak sua malam jika siang tak kunjung datang

Matilah kau siang!
Lentera malam menghempasmu
Pecinta tahajjud ilahi bergempita ria
Walau esok mentari akan tersenyum elok terbelalak tajam luapkan hawa panas

Matilah kau malam!
Lentera siang menghempasmu
Pecinta dluha bergempita ria
Walau nanti langit akan memudar hitam menghantam biru

Hiduplah wahai siang dan malam!
Pecinta ibadah masih hidup hadap sang Rabb-Nya
Tiraikan tikai hidupkan damai
Selama baik disambut dua langit warna beragam

*Husnayain, mahasiswi TP III Instika. Disarikan dari koranmadura.com