Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Lebaran yang Indah


LEBARAN
telah dilewati dengan penuh keindahan. Tampak suasana penuh keramahan dalam bingkai silaturrahim terlihat di mana-mana. Saling kunjung mengunjungi telah menjadi tradisi yang mengakar di masyarakat, terutama masyarakat Madura. Hal itu sekali lagi adalah keindahan yang tak dapat dipungkiri keberadaannya.

Di Jawa Timur (Jatim), dan beberapa daerah lain sebentar lagi akan digelar pesta demokrasi lima tahunan. Yang mana, pesta lima tahunan itu akan menentukan kepemimpinan Jatim lima tahun mendatang. Begitu pula dengan daerah lain yang menggelar pesta serupa. Dengan demikian, masyarakat akan dihadapkan pada penentuan pilihan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat itu sendiri.

Artinya, momen keindahan yang telah dibangun atas dasar silaturahim tidak dirusak oleh hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan pesta demokrasi nanti. Sebab, pada dasarnya, setiap masyarakat memiliki hak untuk menentukan pilihannya dan keinginan terbaiknya bagi suksesnya pelaksanaan pilkada.

Individu bebas memilih siapa saja dari calon kepala daerah yang mengikuti kontestasi politik lima tahunan itu. Karena hal itu telah dijamin oleh undang-undang untuk menentukan pilihannya kepada siapapun yang mereka kehendaki dan dipercaya untuk memimpin.

Siapapun yang terpilih dan menerima amanah dari masyarakat pun, juga harus berkomitmen untuk merealisasikan pembangunan yang berkelanjutan untuk bisa lebih baik. Sebab, amanah tetaplah amanah yang wajib dilakukan oleh mereka yang dipercaya memimpin saat terpilih menjadi kepala daerah nanti.

Namun, ada baiknya, masyarakat mencatat dan menagih janji politik para calon kepala daerah ketika nanti terpilih. Sebagai masyarakat yang bebas dan merdeka, hal itu pun telah dijamin oleh undang-undang untuk menyampaikan aspirasi kepada pemerintah sebagai pemegang kebijakan.

Akan jauh lebih bermanfaat melakukan hal demikian dari pada terus mengumbar kebencian melalui media sosial seperti kita ketahui banyak terjadi belakangan ini. Sebab, ketika kita melihat kerukunan dan kesejukan selama lebaran, akan sangat disayangkan jika harus terjadi saling cela dan saling fitnah hanya karena berbeda pilihan.

Hal itu akan mengotori kefitrahan yang telah kita lalui beberapa waktu lalu ketika kurang lebih pekan depan, kita akan menentukan pemimpin daerah untuk lima tahun mendatang dengan perpecahan dan saling hujat antar sesama pendukung. Marilah kita bijak memanfaatkan peluang untuk merajut kebersamaan dalam persatuan menuju Indonesia yang makmur.

Ketika keadaan tidak dalam penuh kerukunan, maka yang rugi adalah kita sendiri. Dan hal itu akan berdampak negatif ketika terjadi cukup lama dan secara terus-menerus. Akankah kita sebagai masyarakat hidup dengan perpecahan? Saya rasa kita memiliki keinginan yang sama untuk hidup dalam lingkungan yang sejuk dan rukun antar sesama. Semoga demikian! (*)

*Ahmad Fairozi, Pendiri sekaligus Ketua Pengurus Harian Rumah Baca Indonesia (Rumah Baca ID).