Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Puisi-puisi Muhammad Dzunnurain: Kepada Rumputlah Aku Bertanya hingga Salam Sepak Bola Dunia


Kepada Rumputlah Aku Bertanya

Sekian menginjak ke tanah lapang
Lalu datang diksi yang mempertanyakan
Kepada orang-orang yang tidak berkemanusiaan
Selalu merebutkan kemenangan

Pengin aku ketawa
Dari irama cacian lawan satu sama lain
Ini bertanda lajunya kemarahan
Hingga melibatkan banyak orang

Pengin aku bernyanyi
Dari lirik-lirik para pihak yang licik
Yang membiarkan terjun ke publik
Untuk cepat selesai dalam waktu sempit

Lalu rumputlah yang menjadi tameng
Untuk tidak di selenggaranya lagi
Dengan fasilitas yang tidak memadai
Tapi, apalah daya deraian air hujan yang menetes
Akan menumbuhkannya lagi

Jika ingin kita kembangkan
Semua peralatan dan peraturan
Kita harus merawat, memberi nasehat
Untuk kita semua
Sampai jadi panutan di belahan benua

Malang 2022

Irama Giring Bola Diego Maradona

Putih biru yang ia bawa ke penjuru dunia
Siapa yang tak kenal sosok Diego Maradona
Pemain asal Argentina
Juga sangat di cintai negara sendirinya Italia

Irama giring bola yang menciptakan maha karya
Dibaca dengan saksama
Sambil mencari diksi-diksi gocekan bola

Dia adalah puisi dalam sepak bola
Sosok pemain muda
Yang begitu tak nampak bahwa ia akan meninggalkan kita
Dalam usia muda

Dia pergi untuk keabadian
Meninggalkan warisan
Ditujukan kepada pemain andalan
Untuk melanjutkan karya yang searah
Karena mahakarya di dunia sepak bola tak akan pernah mentas dari sejarah

Malang 2022

Salam Sepak Bola Dunia

Sekian lama ku tunggu
Sampai gerlik mata kian membeku
Menunggu kedatangan para penjuru
Untuk menyaksikan sebuah pertandingan seru

Kini akan ku sambut
Dengan penuh kesiapan
Tanpa menghilangkan akan pekerjaan

Di atas lah rumput mereka bernyanyi
Bola bergelinding ke sana ke mari
Sorak suporter dalam tribun arena
Juga dalam tanyangan layar kaca
Jersey warna warni yang mereka kenakan
Untuk sang juara yang ia idolakan

Anak-anak, remaja sampai orang tua
Turut menunggu sampai tergila-gila
Tapi tidak sampai melupakan segalanya
Semua perintah tuhan akan turuti bersama
Tidak sampai melupakannya

Malang 2022

Kemenangan Bukan Segalanya

Aku tak akan menghitung seberapa banyak mereka raih
Dari dulu sampai sekarang tak kunjung beralih
Itu wajar
Karena hasil tak akan pernah pudar
Dari hasil usaha mereka yang berkobar-kobar

Kesenangan bukan hanya para pendukung
Bahkan offcial pun turut bangga atas prestasinya
Akan anak didiknya yang turuk dalam mejalani segalanya

Kemenangan bukan segalanya
Tapi segalanya berharap untuk menang

Juara hanya satu
Akan tetapi yang satu ini dapat merusak ranah persahabatan
Bila hanya dibekali nafsu semata
Tanpa memikirkan akibatnya

Malang 2022

*)Muhammad Dzunnurain, lahir di Sumenep pada 30 Juni 2003. Mahasiswa biasa saja menghabiskan waktu dengan membaca salah satu karya Puisi dan Esai pernah di muat di media online dan cetak di antaranya Majalah Sidogiri Edisi 179, Antologi Puisi “Patah” (2022), NegeriKertas (2022), Nolesa (2022), RumahLiterasiSumenep (2022), HarianBhirawa (2022).