Puisi Rodinatul Munawaroh, Langkah Simalakama


Kau pamit,
Tapi hatiku kau cubit.

Mengapa tidak menjawabku?
Apakah jarakmu tak terjangkau olehku?
Apakah kepergianmu tak terhitung dalam satuan waktu?

Aku hanya ingin tahu.
Sedangkan langkahmu tercipta tanpa ragu.
Punggungmu menjauh mencipta siluet kelabu.
Semudah itukah untuk meninggalkanku?

Simalakama terasa dalam inderaku.
Berbalik menciptakan arah langkah berlawanan dalam sendu.

Ya, memangnya siapa aku?
Hanya seongok yang disapa sekadarnya saja.
Untuk apa menuntut jelas padanya?

Langkahku semakin cepat.
Simalakama kutelan bulat-bulat.
Biarkan saja dia pergi.

Malang, 2023

*Rodinatul Munawaroh, Lahir di Pemalang, 7 Maret 2004. Hobby menulis hanya sekedar untuk mengisi waktu luang sejak masa pandemi ketika masih menjadi Santri sekaligus Siswa di YPI Minhajut Tholabah, Purbalingga-Jawa Tengah. Namun ternyata, ketagihan sampai sekarang. Selain itu juga perempuan pecinta alam dan sekarang tengah menjadi mahasiswa Biologi di salah satu Universitas di Kota Malang.