Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Kisah Najwa Shihab Menjadi Duta Baca Indonesia


Solo
, Rumah Baca Orid
Najwa Shihab sedikit membagi pengalamannya menjadi Duta Baca Indonesia. Cerita itu ia bagi saat menjadi pembicara dalam dialog pembukaan Solo Book Fair 2016 di Benteng Vastenburg, Solo, Jawa Tengah.

Najwa mengaku sempat merasa stres ketika pertama kali ditunjuk sebagai Duta Baca Indonesia.

“Jujur, saya agak stres. Karena angka yang menunjukkan minat baca di Indonesia sangat jauh dari negara lain,” ungkapnya, Selasa (03/05/2016). Seperti dikutip dari Metrotvnews, Sabtu, (29/4/2017).

Najwa bercerita, berdasarkan data UNESCO tahun 2012, anak-anak di Benua Eropa membaca sekitar 25 buku dalam satu tahun. Di Jepang dan Singapura, anak-anak membaca 15 hingga 20 buku selama setahun.

“Sementara Indonesia berapa buku? Nol buku dalam satu tahun,” ungkap dia.

Angka tersebut diperparah dengan peringkat baca Indonesia yang hanya menduduki posisi ke 60 dari 61 negara. Bagi Najwa, angka tersebut merupakan beban berat. Pasalnya, sebagai duta baca, ia harus mampu mensosialisasikan minat membaca kepada masyarakat.

“Saya baru sebulan menjadi duta baca. Tapi saya sudah bertemu dengan pegiat-pegiat literasi di beberapa daerah,” ujarnya.

Beban Najwa berkurang setelah dirinya bertemu pegiat literasi di beberapa daerah.

Dia mencontohkan, pertemuannya dengan salah seorang penarik delman bernama Ridwan dari Purbalingga. Disela-sela kegiatannya mencari penumpang, seminggu tiga kali kudanya diajak berkeliling ke kampung dan sekolah-sekolah untuk mengajak anak-anak gemar membaca.

Selain di Purbalingga, imbuh Najwa, di Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat juga ada Perahu Pusaka yang rela berlayar berhari-hari, dari satu pulau ke pulau terpencil lainnya untuk mendekatkan anak-anak pada buku. Hal itu dilakukan dengan suka rela, tanpa pungutan biaya.

“Merekalah yang kemudian membuat saya pede (percaya diri),” kata Najwa.

Ditanya mengenai apa saja manfaat membaca, Najwa menyebut membaca akan membuat hidup lebih berkualitas. Dari hasil riset, ungkapnya, membaca dapat membuat orang lebih bahagia. 
Membaca selama enam menit dalam sehari dapat mengurangi detak jantung dan melemaskan otot yang tegang. Membaca juga dapat mencegah pikun.

“Jadi orang yang suka membaca, hidupnya jauh berkualitas, lebih bahagia, imajinasi lebih besar, punya keluasan hati, tidak mudah diprovokasi, tidak mudah memaki,” pungkasnya. (Va)