Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Hari Remaja Perempuan Internasional


“Happy International Day of The Girl Child”

OKTOBER hari ke-11, merupakan hari remaja perempuan internasional. Hari yang dideklarasikan oleh United Nations (UN) pada bulan desember 2011 tersebut mempunyai misi membantu menegakkan aksi antusiasme untuk menjadikan hidup perempuan lebih baik, memberikan kesempatan kepada perempuan untuk menunjukkan kepemimpinannya dan menggali potensi mereka.

Tema tahun ini, yaitu “Menguatkan perempuan: Sebelum, selama dan setelah adanya kekerasan.” Banyak para perempuan yang mengalami kekerasan seksual atau fisik, ketidaksetaraan gender, pernikahan dini dan ekspoitasi perempuan.

Eksploitasi perempuan misalnya seperti kasus Aris Wahyudi, yang lewat media nikahsirri.com buatannya dia melakukan pelelangan perempuan untuk dinikahi sirri kepada kliennya. Karena kasus ini di Indonesia, maka sudah jelas melanggar undang-undang negara. Berbeda halnya dengan Cinderella Escort, sebuah agensi berupa situs yang cukup terkenal di Jerman sebagai “selling virginity”. Perempuan yang ingin menjual keperawanannya benar-benar dilayani dengan baik hingga menemukan lelaki kaya yang siap membelinya.

Sementara itu, dua perempuan Syiria, Alan dan Israa setelah mendapatkan pelatihan dari UN Women supported training and community centere di Beirut, Lebanon menyatakan bahwa pernyataan alangkah memalukan jika para gadis bekerja atau pergi ke sekolah itu adalah tradisi tua. Kemudian lebih dari 3 per empat 128,6 juta orang yang itu adalah perempuan dan anak-anak menjadi pengungsi dan diusir dari rumahnya sendiri karena faktor kekerasan (Sumber: Protecting women in Emergency Situations, UNFPA. http://www.unfpa.org/resources/protecting-women-emergency-situation#sthash.yskdqqSa.dpuf). Dan sebagian besar perempuan yang terusir tersebut akan memilih melakukan pernikahan dini untuk menjamin kehidupan mereka (Sumber: Humanitarian Action, UN Women, http://www.unwomen.org/en/what-we-do/humanitarian-action).

Dengan diperingatinya hari remaja internasional ini, banyak dari kalangan para aktivis dan lembaga perempuan yang melakukan aktivitas dan program positif. Seperti halnya Global Flagship Initiative, Women’s Leadership, Empowerment, dan Access and Protection in Crisis Response (LEAP). (Read: www.unwomen.org).

Para perempuan yang mengalami kekerasan apapun itu, justru dapat mengajak mereka pada hal sisi positif. Memberikan pelatihan ekonomi maupun edukasi, misalnya. Sehingga keadaan mereka yang mungkin sangatlah pelik, bisa menumbuhkan semangat baru untuk menjadi perempuan yang lebih hebat.

Perempuan secara fisik, mungkin dapat dikatakan lebih lemah dari mereka yang laki-laki. Jelas, karena sistem biologis merekapun berbeda. Namun, semangat dan pemikiran untuk berkembang itu bahkan nyaris lebih kuat.