Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Generasi Milenial


CHAIRUL TANJUNG
beberapa waktu lalu menjabarkan tentang visi Indonesia negara maju di 2030. Dalam penjabarannya itu, Indonesia akan diprediksi menjadi negara dengan kekuatan ekonomi kelima di dunia. Untuk mencapai itu, tentu tak lepas dari peran generasi milenial yang akan merebut kepemimpinan dimasa mendatang. Sebab, pada ere kepemimpinan generasi milenial ini Indonesia diprediksi akan menjadi negara maju.

Prediksi itu bukan tanpa perhitungan. CT dalam pernyataannya menyebut jika sepuluh tahun mendatang, generasi milenial akan menjadi pemain ekonomi di Indonesia. Hal itu didasarkan pada perkembangan ekonomi Indonesia saat ini yang semakin signifikan. Munculnya banyak startup yang tumbuh menjamur di Indonesia, rata-rata memang tak lepas dari peran generasi milenial yang memiliki kontribusi besar dalam pengembangannya.

Sebut saja Go-Jek misalkan, melalaui startup mereka mampu mengambil alih moda transportasi darat dengan cepat dan merata di kota-kota besar di Indonesia. Kita ketahui, jika kota-kota besar di Indonesia tidak pernah lepas dari macet. Ketika Go-Jek hadir dengan menawarkan jasa angkutan yang instan hanya dengan berbekal sebuah aplikasi, minimal jarak tempuh yang sangat dimungkinkan macet dapat sedikit teratasi oleh para calon pengguna jasanya.

Jauh sebelum Go-Jek, tren belanja masyarakat milenial sudah bergeser dari manual ke teknologi. Munculnya berbagaimacam aplikasi marketplace di Indonesia, sebut saja Bukalapak, Tokopedia, dan Shopee misalkan, yang telah secara komplet menyediakan berbagai kebutuhan dasar manusia. Sama dengan Go-Jek, para pendiri masing-masing marketlace juga berawal dari pengembangan bisnis startup di Indonesia yang menawarkan jasa penjualan produk dengan instan dan tidak perlu repot-repot dengan hanya berbekal sebuah aplikasi di smartphone saja.

Dua contoh bisnis startup di atas telah secara pasti mendapatkan banyak tanggapan positif pelaku bisnis di Indonesia. Omzet dari masing-masing aplikasi tersebut juga sangat besar. Maka tidak berlebihan ketika CT menyebut Indonesia mampu merebut posisi lima besar penguasa ekonomi dunia di 2030 nanti dan diperkirakakan CT dalam kurun waktu sepuluh tahun mendatang generasi milenial akan merebut kuasa atas ekonomi Indonesia.

Tentu, bisnis stratup tidak hanya terdiri dari beberapa bisnis yang telah disebutkan di atas. Masih banyak bisnis-bisnis serupa yang dikembangkan oleh para generasi milenial untuk menguasai berbagai lini pangsa pasar di Indonesia. Pendirian berbagai macam website olshop (Online Shop) semakin banyak kita temui di sekitar kita. Meski sebagian dari mereka masih memiliki pasar yang terbatas, tak menutup kemungkinan suatau saat nanti akan merambah pasar yang akan semakin luas.

Sebab pada dasarnya, generasi milenial sudah sedikit lebih terbuka ketika dihadapkan pada persaingan pasar. Tidak ada tumpang-tindih dalam hal itu, mereka yang konsisten dan terus berusaha berinovasi dalam mengembangkan bisnis stratup-nya akan terus berevolusi menuju pasar yang terbuka, sehat dan dinamis.

Seiring dengan laju teknologi, bisnis stratup tidak akan pernah ketinggalan zaman. Karena dengan teknologi, akses mereka dalam mengelola setiap bisnisnya akan lebih leluasa dan tidak memerlukan berbagai peralatan yang itu bersifat mahal, misalkan tanah dan bangunan.

Dengan hanya berbekal teknologi, seluruh generasi milenial tanpa terkecuali bisa melakukan bisnis startup. Apalagi, akses teknologi berupa peralatan elektronik dan internet sudah mampu dijangkau oleh generasi milenial yang berada di pedalaman desa sekalipun. Dengan demikian, para generasi milenial tidak akan pernah mengalami kesulitan yang berarti dalam mengembangkan bisnis stratup-nya.

Pertanyaanya, mungkinkan hal itu (bisnis stratup para generasi milenial) akan terus berlangsung? Jawabanya akan kita tunggu sepuluh tahun mendatang. Tetapi yang jelas, para generasi milenial telah mempersiapkan berbagai cara dan langkah-langkah strategis, dan hal itu telah dimulai untuk dapat mengambil kuasa atas pengaruh perekonomian Indonesia. Kita tunggu saja! (*)

*Ahmad Fairozi, Pendiri sekaligus Ketua Pengurus Harian Rumah Baca Indonesia (Rumah Baca ID).