Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sebenarnya Bagaimana Prosedur Transplantasi Kepala oleh dr. Sergio Canavero?


SEBUAH
perubahan terbaru akan dialami bidang medis dan kedokteran seandainya operasi ini benar-benar berhasil. Namun proyek yang diajukan pada dunia oleh seorang ahli saraf ini belum mendapatkan perizinan sehingga pelaksanaan pun ditunda. Dr. Sergio Canavero sempat dijuluki dengan dr. Frankenstein, salah satu karakter ilmuwan di novel Frankenstein yang berhasil menghidupkan monster dari tubuh mayat. Ya. Dr. Canavero mempostulatkan dirinya bahwa ia akan melakukan operasi transplantasi kepala.

Baca artikel sebelumnya tentang Transplantasi Kepala ala dr. Sergio Canavero pada tautan berikut: Menunggu Kejelasan Ilmiah Transplantasi Kepala ala dr. Sergio Canavero

Bagaimana prosedurnya?

Operasi transplantasi kepala ini nantinya akan menggunakan teknologi Virtual Reality (VR), sebuah teknologi virtual maya ciptaan Inventum Bioengineering Technologies yang menjadikan si pengguna dapat berinteraksi dengan lingkungan yang disimulasikan lewat komputer. Sebelum kepala pasien dipindahkan ke badan lainnya, pasien akan menggunakan VR headset dan diajak untuk berada dalam sebuah imaginasi lingkungan baru sehingga pasien nantinya tidak mengalami ketakutan saat operasi berlangsung.

Resipien dan pendonor akan mendapatkan suplai darah sehingga keduanya tidak mengalami kematian. Keduanya akan didinginkan dalam suhu 17 derajat selsius dan para dokter akan melakukan operasi pemisahan kepala secara bersamaan pada kedua pasien, pendonor dan resipien. Resipien akan menerima donor tubuh sehat yang berasal dari pasien mati otak. Kepala dan tubuh akan disambungkan dengan senyawa PEG (Polietilen glikol) untuk memadukan ujung saraf tulang belakang.

Dr. Canavero memaparkan bahwa operasi ini memang sangat menantang. Karena dibutuhkannya penguhubung saraf tulang belakang. Pengelolaan sistem kekebalan tubuh juga diperlukan karena badan resipien nanti akan menolak kepala yang baru dipasang.

Operasi tersebut memerlukan waktu 18 hingga 36 jam dengan waktu 60 menit untuk menggabungkan kepala. Pasca operasi, pasien akan mengalami koma sekitar kurang lebih 6 minggu agar pasien tidak bergerak pasca pemulihan. Dan dr. Canavero memprediksi bahwa pasien akan dapat berjalan setelah setahun pasca operasi.

Dr. Canavero mempersiapkan semuanya dengan matang. Namun karena belum adanya kepuasan dan keraguan makalah ilmiah yang ditulis oleh dr. Canavero dari berbagai pihak baik itu pakar medis dan kedokteran maupun ilmuwan lainnya, dr. Canavero belum bisa melakukan operasinya ini kepada manusia yang hidup. Semoga dr. Canavero akan terus menemukan titik terang yang dapat memberikan bukti bahwa HEAVEN, proyeknya akan berhasil suatu saat nanti. (*)

*Robi’atul Andawiyah asal Sumenep, penyuka scientific article-fiction.


Note: Artikel ini diolah dari berbagai sumber.