Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jelang Panen Tembakau, Perusahaan Siap Serap 15.600 Ton


Pamekasan, Rumah Baca Orid

Pabrikan bersiap menyerap tembakau hasil panen petani. Masing-masing pabrik mengalokasikan target serapan. Total kemampuan serap untuk seluruh pabrikan mencapai 15.600 ton tembakau.

Kasi Pengawasan Barang Beredar Disperindag Pamekasan Nurul Hidayati mengatakan, total target serapan dari pabrikan mencapai 15.600 ton. Perinciannya, Gudang Garam 5 ribu ton, PT Sadana 1.500 ton, Djarum 6 ribu ton, dan Bentoel 1.500 ton. Lalu, Nojorono 600 ton, Sukun 500 ton, dan Wismilak 500 ton.

Nurul mengatakan, selain pabrikan besar itu, petani biasanya menjual ke pabrik kecil. Dengan demikian, dia yakin seluruh produksi tembakau bisa terserap dengan baik. Petani bisa meraup keuntungan. Total lahan tembakau di Pamekasan seluas 30.709 hektare.

Setiap hektare diprediksi mampu produksi 600 kilogram tembakau. Dengan demikian, diprediksi total produksi tembakau tahun ini mencapai 18 ribu ton.

Meski jauh lebih banyak dibanding rencana serapan dari pabrikan, pemerintah yakin tetap akan terserap. Mengingat, petani juga menjual kepada pabrik kecil yang mengecer. ”Kami yakin bisa terbeli semua,” katanya Kamis, 19 Juli 2018.

Nurul menyampaikan, pengawasan terhadap industri tembakau itu juga diperketat. Tim dari pemerintah turun langsung untuk meninjau ke lapangan mengenai realisasi pembelian dari pabrikan. Pematokan harga diharapkan di atas breakeven point (BEP).

Kemudian, penggunaan timbangan analitik juga diharapkan terealisasi. Dengan demikian, tidak ada permainan timbangan dari pabrikan. ”BEP yang ditentukan senilai Rp 39 ribu,” katanya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Linting Rokok Pamekasan Bambang Budianto mengatakan, pada dasarnya pabrikan ingin membeli tembakau dengan harga bagus. Tetapi, harga yang dipatok itu tetap melihat kualitas. Dengan demikian, pemerintah juga harus memberi pemahaman kepada petani agar memperhatikan kualitas daun emas itu.

Jika masih muda, diharapkan tidak dipetik. Sebab, tembakau muda tidak cocok untuk dijadikan bahan baku rokok. Perusahaan bukan saja mematok dengan harga murah. Tetapi, jika didapati daun muda, perusahaan tidak membeli. ”Kalau kualitas baik, kami yakin pasti harganya juga baik,” kata pria penyuka motor gede itu.

Anggota Komisi II DPRD Pamekasan Harun Suyitno mengatakan, pemerintah harus memastikan bahwa industri tembakau aman lancar. Petani wajib memperoleh keuntungan besar dari komoditas andalan itu. Kurang lebih selama tiga bulan petani banting tulang merawat tembakau. Sangat layak mereka mendapat keuntungan. ”Pemerintah harus menyiapkan segala sesuatunya,” tandas politikus PKS itu. (radarmadura.id)