Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemuda Tombak Peradaban Bangsa


Oleh: Radent HR Wiraraja (*)

Persatuan adalah ikatan dari kelempok yang lahir dari kesadaran per-individual untuk mempertahankan prinsip dan paham. Indonesia mempunyai kalimat yang tidak bisa digugat oleh siapapun yakni NKRI Negara kesatuan republik Indonesia yang mana Negara BINNEKA TUNGGAL IKA mempunyai banyak ragam dan budaya sehingga kita harus menjaga kesatuan dari kata berpecahan. Sebagai rakyat Indonesia tentunya harus menjaga dan tetap melestarikan yang telah diwariskan oleh nenek moyang kita. Lah untuk hari ini di mana Negara kita telah berumur 76 tahun setelah dijajah oleh berbagai Negara mari kita membangun Indonesia lebih dari sebelum-sebelumnya soalnya perjuangan para pahlawan harus kita balas dengan pengorbanan otak kita, sebab hari ini penjajahan bukan dari otot melainkan “Otak”.

Otak di sini bekerja melakukan perubahan-perubahan yang baik utamanya dari teknologi. Hari ini perkembangan zaman begitu cepat di mana serba keterbukaan media dan gampang mengakses alat teknologi. Hal ini menciptakan mobilitas tinggi dan interaksi tanpa batas jarak dan waktu ke mana ia akan melangkah. Setiap orang ada masanya dan setiap masa ada orangnya, dulu para pahlawan mempertahankan kemerdekaan dengan nyawanya. kini berbeda variasi dari derasnya arus informasi, daya saing tenaga kerja yang ketat, sampai kemajuan teknologi yang bisa menggantikan penduduk bumi (manusia).

Langkah yang mendasar untuk sebuah kemajuan kita bisa memulai dari kesadaran cara kita bertindak dan berfikir. Soalnya pemuda Z terlalu gampang menerima kemajuan globalisasi sehingga perlu harus hati-hati apabila tidak berjaga-jaga betul, maka 2035 semua generasi akan disetir oleh teknologi. Untuk itu, mimipi para pahlawan kita harus terwujudkan, agar beliau tersenyum di alam sana. Sebagai regenerasi bangsa, penulis sedikit mempunyai langkah-langkah untuk peumda emas Indonesia. Pertama, Berkeinginan memajukan Indonesia menjadi sebagai relawan. Kedua cinta terhadap produk lokal. Ketiga, meningkatkan tulis menulis (literasi) dan membaca. Keempat, menjadi pengguna media sosial dan internet yang baik. Kelima, terbuka dalam berbagai pemikiran dan pengalaman yang new. Untuk langkah selanjutnya pembaca bisa cari sendiri soalnya manusia mempunyai keterbatasan dalam berfikir, tetapi manusia tidak bisa ditandingi oleh alat apapun sebab manusia tidak tunggal dalam mengerjakan hidup. Tentunya jika kita hari ini dihadapkan dengan teknologi kecerdasan AI jangan dipercaya karena kodrat teknologi berawal dari mindset manusia yang telah Anugerahi pengetahuan oleh tuhan. Bukankah begitu saudara! Lanjut.

Dalam sejarah orde baru setiap insan pers atau Ormas sangat di batasi, pada waktu itu semua tidak boleh membantah ideologi pemerintah baik dari tulisan maupun demo-demo seperti sekarang. Namun tidur panjang mahasiswa terbangunkan lalu bersatu bersama rakyat Indenesia sehingga robohlah tiang kebajikan itu. Sekarang banyak komunitas maupun organisasi non profit yang telah bergerak memberikan jalan—baik isu sosial maupun politik luar negeri, mulai dari pendidikan lingkungan sampai kemanusiaan. Kita harus ikut serta dalam keberlangsungan hidup ini, dari menjadi pembimbing masyarakat yang kurang pendidikan dan merawat ekologi bumi Nusantara. Kita harus malu pada jepang yang negaranya maju meski dari segi wilayah tidak luas dan masyarakatnya yang lebih sedikit dari kita. Masak negara yang mempunyai banyak otak tidak bisa menyayanginya?. Karena pemudalah yang dapat merubah pandangan orang terhadap suatu bangsa dan menjadi tumpuan para generasi terdahulu untuk mengembangkan ide-ide, gagasan, wawasan yang luas, serta berdasarkan kepada nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam kehidupan masyarakat. Catatan sejarah mengingatkan peran pemuda senantiasa menjadi tugu dan kendaraan untuk sampai pada kemerdekaan bangsa.

Langkah kedua yaitu cinta terhadap produk lokal sebab, dengan cara membeli dan menggunakan produk lokal adalah bentuk dukungan untuk usaha kecil menengah (UKM). Para pengusaha produk lokal ini juga bagian dari roda perekonomian di Indonesia penggunaan produk lokal perlahan juga membantu mendongkrak perekonomian. Ketika suatu daerah mempunyai produk lalu berkembang dengan cepat itu sudah termasuk cara memajukan tetapi, apabila pembaca lebih suka pada produk asing ya mereka-mereka (para prduk lokal) akan bangkrut sehingga dengan cara tutp garasi adalah yang terbaik. Padahal seandainya mereka tidak gampang terpengaruh akan bisa soalnya kreatifitas rakyat Indonesia estetik dan berguna. Jika produk lokal kita cintai sendiri akan seperti produk-produk asing. Tidak mungkin semua pebisnis langsung punya nama tinggi terkecuali hanya pecahan dari perusahaan. Apabila sudah rakyat cinta maka akan terbang produk kita dan daya saing akan maju.

Kecintaan bangsa pemuda adalah harapan bagi masa depan bangsa. Sebagai bentuk mewujudkan cita-cita rakyat Indonesia dengan harapan peran pemuda hari ini menjadi karakteristik yang baik bagi Negara. Untuk mencapai situasi yang baik generasi muda harus mempunyai jati diri yang sesuai dengan norma-norma pancasila. Masa yang akan datang sangatlah ditentukan oleh generasi muda terdidik dan terlatih, apalagi mereka (Baca: generasi muda) adalah generasi yang banyak mendapatkan berbagai pengetahuan teoritik yang praktis di perguruan tinggi.

Ketiga, tingkatkan tulis menulis dan membaca. Hasil dari riset World’s Most nations ranked yang dilaksanakan oleh Connecticut State University kalau tidak salah pada tahun 2016 lalu, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara. Padahal, dari segi infrastruktur sangat mendukung pembaca, peringkat Indonesia berda di atas negara-negara Eropa. Selain buku, kemudahan teknologi telah memberikan banyak pengetahuan jadi bagaimana pemuda memanfaatkan untuk mebiasakan membaca. Percaya deh membaca literasi atau buku setiap hari bisa menambah wawasan kita dan merangsang kemampuan verbal serta kreatifitas. Utamanya lagi menulis, menulis adalah cara untuk dikenal dunia sedangkan membaca adalah cara untuk mengenal dunia. Biarpun dalam sejarah—Indonesia tidak mempunyai buku sejarah yang lengkap, harus ke belanda untuk mau mengetahui dengan detail karena pada zaman belanda rakyat Indonesia sangat dibatasi dalam berfikir sehingga rakyat Indonesia hanya bisa mendongengkan kepada anak-anaknya itupun banyak yang terlupa di bagian kemajuan peradaban negara kita (Indonesia). Setelah membaca poin yang ke-tiga apa yang harus pembaca lakukan?.

Andriomicron melihat dinding yang tertulis “jadilah pengguna media sosial dan internet yang baik” ia terkejut apakah tulisan itu pertanda dari tuhan soalnya Andriomicron setiap harinya di isi dengan dunia mayanya dari pagi kenpagi, siang ke malam tak pernah sedikitpun menghiraukan lingkungannya yang telah mengalami kerusakan, padahal Jufrigedeng telah memperingatinya untuk mengurangi kehidupannya itu—iya kalau mengakses dengan kebutuhan negara dan untuk masyarakat sekitar—andriomicron hanya main game, chatan tidak ada lagi pekerjaannya terkecuali dua itu. Bukankah dengan hal tersebut mentalnya telah terkena virus buatan hari ini. Tetapi kesadarannya telah dibenturkan oleh kata-kata moral itu, setelah ia melangkah tiba-tiba burung merpati datang dari berbagai arah mengelilingi Andriomicron perasaannya mulai tidak bisa dikendalikan, ia takut tidak bisa keluar dari lingkaran tersebut. Lalu burung rajawali Indonesia datang memberi sepucuk surat yang dikalungkan di sayapnya karena di lehernya telah berkalung rantai pancasila dengan memegang binneka tunggal ika. Hust.. kilatan terbangnya tak terlihat dan semua burung menatapnya (baca:Andriomicron) dari atas tebing, dan Andriomicron membuka surat itu di dalamnya tertulis;

Kepada Andriomicron, sesembahan dari Radent HR Wiraraja “cermati dan teliti”—ketahuilah banyak peluang yang terbuka di tengah kemajuan teknologi dan informasi, banyak pula tantangan yang harus dihadapi pemuda Indonesia di era modern. Beda generasi, beda pula tantangan yang akan dijalani. Tetapi peran kita sebagai pemuda tetap satu, muwujudkan mimpi.

Indonesia yang berkualitas, bermoral dan persatuan NKRI. Ada kabar dari Dream warriors tentang cara menghadapi tantangan modern—melalui mengembangkan potensi dan peran lewat penyadaran, pemberdayaan dan pengembangan untuk mewujudkan pembangunan nasional, di mana diperlukan pemuda yang berakhlak mulia, sehat, tangguh, cerdas, mandiri, dan profesional.

Mengapa? Secara kualitatif pemuda lebih kreatif, inovatif, memiliki idialisme yang murni dan energi besar dalam perubahan sosial. Pemuda seakan-akan lebih bersifat kreatif melakukan pergerakan ketika kondisi atau suasana di sekitarnya mengalami kerumitan, terdapat masalah dihadapi yang tidak kunjung terselasaikan, dan sebaliknya juga malahan cenderung diam/pasti bila keadaan baik, lebih apatis dan mempertahankan kenyamanan tanpa bertindak lagi. Padahal pemuda dituntut lebih banyak bergerak membuat perubahan yang lebih kreatif dan produktif utamanya dari teknologi biar keselarasan hari ini bisa diaduk dengan komposisi yang sempurna. Waktu-waktu ini apa yang tidak bisa kita ketahui di media massa serba-serbi ada di dalamnya—tinggal mencet lalu muncul.

Media massa yang diharapkan dapat menjadi lembaga independen dan sumber informasi yang benar dan berimbang, nampaknya sulit untuk diharapkan. Rakyatpun menjadi bingung, mencari kebenaran sosok mana yang pantas menjadi figur pemimpin karena yang mengaku tokoh kerjanya hanya mengkritik dan menghujat. Ibarat sedang berjalan di alam yang gelap gulita, satu sama lain bertabrakan atau sengaja untuk bertabrakan.

Dalam situasi yang senantiasa tumbuh dan berkembang di era globalisasi ini, menuntut peran aktif pemuda sebagai kekuatan moral, kontrol sosial dan agen perubahan dalam segala aspek pembangunan nasional—Andriomeicron serasa dapat wahyu dari tuhan atas segala kesadaran yang telah diberikan wawasan dari perantara tokoh dunia (Radent HR Wiraraja). Namun burung yang tadi menatap Andriomicron kini tertawa seperti manusia mengangkat tangan, memegang perut, tertawa sambil menangis. Bagi Andriomicron itu adalah angan yang tak mungkin diputar hanya bisa dikenang setelah berakhir kekecewaan. Dalam hatinya ia bersyukur sebanyak-banyaknya hingga tak lama kemudian Jufrigedeng memukul kepalanya dari botol bekas minuman. Ternyata Andriomicron hanya bermimpi, Jufrigedeng menjelaskan keberlangsungan mimpi Andriomicron. Ia (baca:Jufrigedeng) tadi gak sengaja lihat, soalnya mengganggu waktu bacanya sehingga ia mendengar perkataan andriomicron ketika waktu berlangsung Jufrigedeng seakan mengikuti seminar internasional tentang pendidikan yang langsung di isi oleh tokoh dunia pada saat itu, soalnya dari bahasa yang di keluarkan oleh Andriomicron jelas dan cepat dimengerti.

Jufrigedeng bercerita mirip capres saat kampanye membahas keterbukaan dalam menerima berbagai pemikiran dan pengalaman baru untuk hari ini sangat diprihatinkan karena dunia semakin dinamis. Keterbukaan informasi membuat terpapar budaya dan pengalaman baru dari luar negeri maupun dalam negeri. Karena akan berdampak pada kepunahan budaya dan bahasa—anak-anak yang lahir hari ini telah disuguhkan berbagai budaya dan masalah hal tersebut berakibat kebingungan dan masalah yang yang sangat fatal. “Bismillahirrahmanirrahim”, kalimat yang terucap dari Jufrigedeng untuk memulai pembahasan kedua agar sambutan demi sambutan berjalan lancar dan bermanfaat—dengan cara bergabung ke-organisasi dan komunitas sosial, disana mengajarkan kebiasaann menerima pendapat karena akan lebih peka terhadap lingkungan, sambil diskusi bersama teman-teman seperjuangan bisa menumbuhkan kesadaran.

Kondisi pemuda Indonesia saat ini, mengalami degradasi moral, terlena dengan kesenangan dan lupa akan tanggung jawab sebagai seorang pemuda. Tataran moral, sosial dan akademik, pemuda tidak lagi memberi contoh dan keteladanan baik kepada masyarakat sebagai kaum terpelajar, lebih banyak yang berorientasi pada hedonisme (berhura-hura), tidak banyak pemuda yang peka terhadap kondisi sosial masyarakat saat ini, dalam urusan akademik juga banyak mahasiswa tidak menyadari bahwa mereka adalah insan akademis yang dapat memberikan pengaruh besar dalam perubahan menuju kemajuan bangsa. Indonesia membutuhkan generasi muda yang berani, bijak, dan memiliki imajinasi, serta mimpi besar untuk mengubah hal-hal yang perlu diubah dan mempertahankan hal–hal yang sudah baik. Hadirnya golongan muda sebagai calon pemimpin masa depan menjadi harapan bagi masyarakat Indonesia agar bangsa ini dapat hidup lebih baik lagi.

Generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi guna bersaing secara global. Pemuda juga perlu memperhatikan bahwa mereka mempunyai fungsi sebagai Agent of change, moral force and social control sehingga fungsi tersebut dapat berguna bagi masyarakat. Nasionalisme tidak lagi menjadi sebuah aliran yang dimiliki oleh bangsa dalam upaya menjaga keabadian identitas bangsa dan negara untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat masa lalu (zaman kemerdekaan) menggunakan nasionalisme untuk menyatukan NKRI dengan merebut

Kemerdekaan dari kolonial. Konsep nasionalisme masa lalu inilah yang tidak lagi ditemui saat ini. Selain perbedaan atas tujuan nasionalisme itu sendiri, bahwa nasionalisme dulu berbeda dengan nasionalisme sekarang karena momen yang berbeda. Sudah seharusnya kita kembali kepada semangat Sumpah Pemuda. Hal yang tidak bisa di bantah bahwa Sumpah Pemuda merupakan bukti otentik dimana pada 28 oktober 1928 bangsa Indonesia dilahirkan.

Seyogyanya semangat sumpah pemuda ini secara terus menerus digelorakan dalam rangka memberikan pemahaman bagi masyarakat, khususnya kaum muda agar dapat menauladani semangat dan patriotisme para pendahulunya. Dengan memahami sejarah masa lalu, diharapkan ke depan tidak akan terdengar lagi tuntutan sekelompok masyarakat atau golongan yang ingin untuk memisahkan diri dari NKRI, menuntut untuk diperlakukan secara khusus. Juga tidak akan muncul sikap saling curiga satu sama lain yang notabene adalah satu ; satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa. Sebagai orang yang pernah ikut malang melintang di organisasi kemasyarakatan pemuda, penulis masih memiliki harapan besar terhadap peran pemuda khususnya, untuk membangkitkan kembali semangat persatuan dan kesatuan serta nasionalisme. Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) sebagai wadah berhimpunnya organisasi kemasyarakatan pemuda hendaknya mampu menjadi perekat dari berbagai bentuk dan corak kepemudaan yang ada.

Mari kita menengok sejarah ke belakang, betapa pentingnya peran pemuda dilihat dengan penuh kesan. Mereka selalu hadir dengan segala kepeloporannya dalam mendobrak berbagai upaya kemapanan dan ketika lingkungan disekitarnya sedang dilanda masalah baik sosial maupun lingkungan. Mereka adalah generasi penerus yang dipundaknya ada pertanggungjawaban keberlangsungan proses bagaimana masa depan bangsa ini akan dibawa. Wallahu A’lam. (*)

*Pemuda yang Lahir Dari Perantara Luka Kelahiran Soengenep Dan kini Hijrah Ke kraton Yogyakarta. Lalu menjadi Mahasiswa UINSUKA prodi Akidah Dan Filsafat Islam. Bisa Dikunjungi Di Catatankakipujangga.Blogspot.com