Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sajak Faruq Bytheway


Retorika Kesejahteraan Rakyat

Hari ini tampak semakin kelam
Langit kembali menghitam
Suasana seakan suram
Kehidupan semakin mencekam

Sebagian rakyat terisolir
Karena perbaikan infastruktur yang tak cepat cair
Hanya janji-janji tak berbukti yang terus mengalir dan berbagai sumpah serapah menjadi sya’ir

Fikiran ini timbul tanda tanya yang tiada henti
Apa gerangan  kesalahan yang telah diperbuat oleh  rakyat ini
Tertindas bagai anak tiri
Seakan diduakan hanya demi membalas dendam pribadi

Apakah disana sudah tak punya hati nurani?
Apakah disana sudah tak memiliki jiwa manusiawi?
Akankah hal sekonyol itu termasuk prasyarat untuk mendapatkan title institusi?
Dan akankah hal sebodoh itu merupakan syarat untuk menjabat sebagai insan birokrasi?

Inikah yang mereka anggap demokrasi
Seperti itukah jiwa pemimpin sejati
Rakyat sendiri seakan ingin dikikiskan
Demi mencapai esensi ambisi yang terselubungi oleh dendam yang mereka inginkan

Setiap hari seolah terdengar bunyi kicauan
Entahlah itu bunyi kicauan makhluk apa
Tapi yang jelas kicauan itu datang seakan mengkicaukan (*)

Malang, 29 September 2017

Baca: Sajak-sajak Faruq Bytheway

Rakyatku Sejahtera

Rakyatku sejahtera menjadi jargon utamanya
Lalu,
Seperti apakah definisi kesejahteraan yang ada dalam benak mereka
Katanya yang penting sejahtera semata
Entah untuk semua atau hanya lingkar lingkungan sekelompok yang menjunjungnya saja

Apakah mereka tak malu
Ketika mengunjungi rumah kecil kami dengan jalan yang masih berbatu
Kala hujan datang membasahi jalan itu bagai aspal yang terbuat dari tanah dan air
Yang selalu kami aspirasikan melalui sya’ir

Kemakah rakyat ini akan mengadu dan menggantungkan harapan
Jika para pemimpin sudah memperkosa harapan dan mencabuli kepercayaan
Kemanakah kami akan mencari para pemimpin teladan
Jika para pemimpin akalnya sudah edan dan tidak berperikemanusiaan
Jika mereka hanya memikirkan takut kelaparan

Jangan salahkan generasi ini jika sering terjadi turun aksi
Dan jangan kecam muda-mudi ini jika kami anggap pemerintahan ini
Pemerintahan sebungkus nasi (*)

Malang, 29 September 2017

*Faruq Bytheway, Mahasiwa Universitas Tribhuwana Tunggadewi (Unitri) Malang Program Studi Teknik Kimia angkatan 2017.