Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

KH. Hanif Hasan: Isro’ Mi’roj Peristiwa Istimewa


Sumenep, Rumah Baca Orid

Peristiwa Isro’ Mi’roj adalah perjalanan di waktu malam yang dilakukan Nabi Muhammad SAW yang merupakan suatu peristiwa istimewa sebelum Nabi hijrah.

Hal itu diungkapkan KH. Hanif Hasan, Pengasuh Pondok Pesantren Annuqayah, Guluk-Guluk, Sumenep, Jawa Timur saat memberikan tausyiyah pada acara peringatan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW di Masjid Baitur Rohmah, Dusun Bungkandang, Desa Ketawang Laok, Ahad, 15 April 2018 malam.

Menurut Kiai Hanif, peristiwa Isro’ Mi’roj berbeda dengan peristiwa hijrah, yang menurut para alim ulama Isro’ Mi’roj tak dapat ditiru. Hijrah, menurut ulama merupakan peristiwa manusiawi yang memang dianjurkan untuk ditiru oleh umat Islam.

“Isro’ Mi’roj adalah peristiwa istimewa yang tak dapat ditiru manusia pada umumnya. Hal itu berbeda dengan hijrah yang memang dianjurkan alim ulama untuk ditiru umat Islam,” katanya.

Dilanjutkan Kiai Hanif, sebelum peristiwa Isro’ Mi’roj terjadi, Nabi Muhammad kehilangan orang yang disayangi yang sekaligus menjadi pelindung beliau dalam berdakwah, yakni istri beliau. Menurut sebagian ulama, lanjutnya, karena peristiwa duka tersebut, Nabi diperintahkan untuk melakukan Isro’ Mi’roj sebagai bagian untuk menghibur beliau yang sedang berduka.

“Tetapi yang terpenting dari peristiwa itu adalah meneguhkan akidah Nabi, meneguhkan keyakinan dan iman Nabi,” ucapnya.

“Tetapi yang terpenting untuk kita (umat Nabi Muhammad SAW) adalah oleh-oleh beliau setelah melakukan Isro’ Mi’roj,” tambahnya.

Dijelaskan Kiai Hanif, oleh-oleh Nabi setelah melakukan Isro’ Mi’roj adalah perintah melakukan sholat lima waktu.

“Oleh-oleh Nabi setelah melakukan Mi’roj adalah perintah melakukan sholat,” tegasnya.

Sholat adalah suatu ibadah sebagai tali atau menjaga hamba untuk mengingat dan berhubungan dengan Allah SWT, imbuh Kiai Hanif. Sebab, sholat dalam Islam merupakan salah satu ibadah bagus yang paling penting.

“Sehingga sholat ini dikatakan Imaduddin, atau tiang agama,” lanjutnya.

Ditambahkan Kiai Hanif, Rosulullah SAW bersabda, Ro’sul amr al islam wa ammatuhu assholah wajarwatu tsanamini aljihadu fi sabilillah.

“Jadi, sholat adalah tiangnya agama,” tegasnya.

Dijelaskan Kiai Hanif, perintah sholat merupakan ibadah pertama kali yang diwajibkan kepada hambanya.

“Sholat juga merupakan amal yang pertama kali akan dihisab,” kata Kiai Hanif.

“Ketika sholatnya bagus, maka seluruh amalnya akan bagus, begitupun sebaliknya, ketika sholatnya tidak bagus, maka amalnya pun tidak bagus,” tambahnya.

Dilanjutkan Kiai Hanif, Nabi Muhammad SAW berpesan, secara vertikal, kita harus ingat kepada Allah SWT dengan media sholat dan memperhatikan manusia yang miskin.

“Secara vertikal, untuk mengingat Allah SWT adalah dengan sholat. Dan juga mengingat saudara-saudara kita yang miskin,” tegasnya.

(Fairozi/va)


Catatan: Reportase ini tidak utuh menuliskan seluruh isi ceramah beliau, hanya kami ambil inti dari ceramah yang bersangkutan.